Kamis, 27 Maret 2014

JENIS MAKNA DAN GAYA BAHASA



JENIS MAKNA DAN GAYA BAHASA

Jenis makna:
1.      Makna Referensial dan Nonreferensial

Makna Referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau memiliki referen (acuan), makna referensial dapat disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Dalam makna ini memiliki hubungan dengan konsep mengenai sesuatu yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa), Seperti meja dan kursi adalah yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ”meja” dan ”kursi”.
Contoh lain yaitu: Orang itu menampar orang
                                                                                   1                               2
            Pada contoh diatas bahwa orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1 sebagai pelaku (agentif) dan orang2 sebagai pengalam (yang mengalami makna yang diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna referensil mengacu kepada konsep yang sama (orang = manusia).

Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan). Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki makna.
Berkenaan dengan bahasan ini ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktis, yaitu kata yang acuannya tidak menetap pada satu maujud, melainkan dapat berpindah dari maujud yang satu kepada maujud yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktis yaitu: dia, saya, kamu, di sini, di sana, di situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu.

Contoh lain referen kata di sini dalam ketiga kalimat berikut
(a)    Tadi dia duduk di sini
(b)   ”Hujan terjadi hampir setiap hari di sini”, kata walikota Bogor.
(c)    Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi.
Pada kalimat (a) kata di sini menunjukan tempat tertentu yang sempit sekali. Mungkin bisa dimaksudkan sebuah bangku, atau hanya pada sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada kalimat (b) di sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas yaitu kota Bogor. Sedangkan pada kalimat (c) di sini merujuk pada daerah yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. Jadi dari ketiga macam contoh diatas referennya tidak sama oleh karena itu disebut makna nonreferensial.

2.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Pembedaan makna konseptual dan makna asosiatif didasarkan pada ada atau tidaknya hubungan (asosiasi, refleksi) makna sebuah kata dengan makna kata yang lain.
Makna konseptual adalah makna yang makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referensnya, makna yang bebas dari hubungan asosiasi atau hubungan apapun.
Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Makna asosiasi juga dpat dikatakan sebagai makna perlambangan, yaitu kata yang dipakai masyarakat untuk menyatakan konsep lain diluar konsep kebahasaannya.
Contoh: Kata ‘merah’ dapat juga digunakan sebagai lambang keberanian.


3.      Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem atau bersifat kata. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera atau makna yang sesungguhnya dalam kehidupan kita.
Makna leksikal adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep sebagaimana dilambangkan oleh kata itu.
Contoh:
Kata ‘Tikus’ jika diambil makna secara leksikal maka kata tersebut berarti ‘hewan pengerat’.
Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai adanya akibat dari proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.
Makna gramatikal dapat diketahui tanpa  mengenal makna leksikal unsur-unsurnya.
Contoh:
Kata ‘Tikus kantor’ berarti ‘orang yang melakukan korupsi’.

4.      Makna Idiomatikal dan Makna peribahasa
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (dapat berupa frase, kata maupun kalimat). Makna idiom tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsurnya.
Dalam bahasa Indonesia terdapat idiom penuh dan idiom sebagian.
-   Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan kesatuan makna. Contoh: meja hijau adalah idiom penuh, karena kesemuanya memiliki kesatuan makna, tidak akan berarti yang sama jika diartikan secara leksikal atau per kata.
-   Idiom sebagian adalah idiom yang masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Contoh: daftar hitam, pada kata daftar masih berarti sama dengan daftar atau susunan, sedangkan dengan kata hitam, daftar hitam berarti daftar yang berisi nama-nama orang yang dicurigai atau dianggap bersalah.
Makna idiomatikal adalah makna sebuah satuan bahasa yang ‘menyimpang’ dari makna leksikal atau makna kata unsur-unsur pembentuknya.

5.      Makna Kias
Arti atau makna kiasan adalah oposisi dari makna sebenarnya. Oleh karena itu semua bentuk bahasa yang tidak merujuk pada arti yang sebenarnya (konseptual, denotatif) disebut memiliki arti kiasan.

6.      Makna Kata dan Makna Istilah
Pembedaan makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara khusus. Dalam penggunaan bahasa secara umum acapkali kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat umum.
Makna kata walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata akan menjadi jelas jika sudah digunakan dalam suatu kalimat. Misalnya kata ‘air’ saja, masih bersifat umum, kecuali dijelaskan dalam kalimat apakah air sumur, air hujan, air laut, dan lain-lain.
Makna istilah  bersifat tetap dan pasti, ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam suatu bidang kegiatan atau ilmiah tertentu. Sehingga tanpa konsep konteks kalimatnya pun makna istilah tersebut sudah pasti. Misalnya ‘akomodasi’ yang merupakan makna istilah dalam optik bermakna ‘penyesuaian lensa’ atau ‘akomodasi’ dalam bidang pariwisata berarti ‘tempat penginapan atau tenpat makan’.

7.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Pembedaan makna konseptual dan makna asosiatif didasarkan pada ada atau tidaknya hubungan (asosiasi, refleksi) makna sebuah kata dengan makna kata yang lain.
Makna konseptual adalah makna yang makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referensnya, makna yang bebas dari hubungan asosiasi atau hubungan apapun.
Sedangkan makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Makna asosiasi juga dpat dikatakan sebagai makna perlambangan, yaitu kata yang dipakai masyarakat untuk menyatakan konsep lain diluar konsep kebahasaannya.
Contoh: Kata ‘merah’ dapat juga digunakan sebagai lambang keberanian.

8.       Makna Leksikal dan Gramatikal

Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang bersifat tetap. Oleh karena itu, makna
ini sering disebut dengan makna yang sesuai dengan kamus.
Contoh:
Makan kambing sapi
Minum buku pensil

Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks
pemakainya. Kata ini sudah mengalami proses gramatikalisasi, baik pengimbuhan,
pengulangan, ataupun pemajemukan
Contoh:
Berlari = melakukan aktivitas
Bersedih = dalam keadaan
Bertiga = kumpulan
Berpegangan = saling

9.      Makna Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi
Dalam kajian tindak tutur (speech acr) dikenal adanya makna lokusi, makna ilokusi, dan makna perlokusi. Yang dimaksud dengan makna lokusi adalah makna seperti yang dinyatakan dalam ujatan, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan yang dimaksud dengan makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, makna perlokusi adalah makna yang seperti yang diinginkan oleh penutur. Misalnya, kalau seseorng kepada tukang afdruk foto di pinggir jalan bertnya,
“Bang, tiga kali empat, berapa?”
Makna secara lokusi kalimat tersebut adalah keinginan tahu dari si penutur tentang berapa tiga kali empat. Namun, makna perlokusi, makna yang diingikan oleh si penutur adalah bahwa si penutur ingin tahu berapa biaya mencetak foto ukuran tiga kali empat sentimenter.


2. MACAM-MACAM  MAJAS   (GAYA BAHASA)
1.Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lamasemakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman,  dan pengalamanharapan.

2.Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakinmenurun.
Contoh :  Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenalnamanya

3.Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan dating





4.Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh :  Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadapkeamanan bangsa.Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap pentinguntuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai

5.Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapakali berturut-turut.
Contoh :   Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.

6.Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru

7.Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa8.

8. Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan.
Contoh :   Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi



9.Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh :  Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.

10.Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh :  Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannyasendiri.

11.Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulangkata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar