Selasa, 20 Mei 2014

Apa beda penggunaan kata Aku dan Kami oleh Allah?


Apa beda penggunaan kata Aku dan Kami oleh Allah?
Jawab: Terkadang Allah menggunakan kata Aku dan kata Kami di dalam perkataannya. Karena kata Aku ini di gunakan Allah untuk menunjukkan kebesarannya. Bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Allahlah maha segalanya.
Contoh:
SURAH AL-BAQARAH
Peringatan Tuhan Kepada Bani Israil
Kata “Aku” oleh Allah
Ayat 40: Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku saja.
Ayat 41: Dan berimanlah kamu kepada apa (al-quran) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah, dan bertakwalah kepada-Ku.
Dari contoh di atas sudah sangat jelas bahwa Allah adalah maha besar, maha penguasa, dan maha segalanya. Dengan maksud bahwa Allah menciptakan segala sesuatu tidak melibatkan makhluq manapun.  Allah menunjukkan bahwa hanya Allah Swt sendiri yang menciptakan. Tidak ada unsur lain atau makhluk lain (sekutu) yg membantu penciptaannya.
Maknanya menunjukkan kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat. Tidak ada makhluk apa pun yang dapat menyamai keagungan dan kekuatan penciptaan-Nya yang luar biasa. Yang diperkuat dengan kata yang terdapat dalam ayat 41 tadi.  Yang bermakna bahwa Allah telah menurunkan Al-Quran dan Taurat yang ada pada Bani Israil sebagai bukti untuk percaya kepada Allah. Makanya Allah Swt mengatakan dengan aku.


Kemudian penggunaan kata Kami oleh Allah Swt, karena kata kami itu bermaksud bahwa bukan hanya Allah yang bekerja namun nabi juga turut andil dalam melaksanakan tugas. Sehingga dapat diartikan bahwa adanya saling kerja sama antara Allah dan Nabi.
Contoh:
Kata “Kami” oleh Allah
Ayat 38 : Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepada-Mu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut kepada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Ayat 39: Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,  mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Ayat 49: Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (fir’aun dan) pengikut-pengikut fir’aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. dan apa yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari tuhan-Mu.
Ayat 50: Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir’aun dan) pengikut-pengikut fir’aun, sedang kamu menyaksikan.
Ayat 51: Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai persembahan) setelah (kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang yang zalim.
Ayat 52: Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.
Ayat 53: Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa kitab dan furqan, agar kamu memperoleh petunjuk.
Bukti bahwa Allah dan Nabi ini saling berkerjasama yaitu seperti Ayat 53  tadi yang mengatakan : Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa kitab dan furqan, agar kamu memperoleh petunjuk.
Di sini berarti Allah memberikan kitab tersebut kepada Musa terlebih dahulu baru kemudian Musa menyampaikan kepada Bani Israil sebagai petunjukknya. Dan kemudian,
Ayat 54 : Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.
Ayat 55 : Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka halilintar menyambarmu, sedang kamu menyaksikannya.
Ini bermaksud bahwa Allah mengingatkan Bani Israil lagi tentang prilakunya terdahulu bagaimana yang tidak mempercayai akan Allah. Yang ketika Musa menasehati tapi kaumnya tidak percaya. Nah, di sini terlihat jelas bahwa adanya saling kerja sama antara Allah dan Nabi, yaitu Nabi membantu Allah dengan memberi tahu kepada kaumnya untuk bertobat dan menyembah Allah. Makanya Allah mengatakan Kami, karena adanya saling kerjasama antara Allah dan Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar