Apa
beda penggunaan kata Aku dan Kami oleh Allah?
Jawab: Terkadang Allah menggunakan kata
Aku dan kata Kami di dalam perkataannya. Karena kata Aku ini di gunakan Allah
untuk menunjukkan kebesarannya. Bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Allahlah
maha segalanya.
Contoh:
SURAH AL-BAQARAH
Peringatan Tuhan Kepada Bani Israil
Kata “Aku” oleh Allah
Ayat
40: Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah
janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku
saja.
Ayat
41: Dan berimanlah kamu kepada apa (al-quran) yang telah Aku turunkan yang
membenarkan apa (taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga
yang murah, dan bertakwalah kepada-Ku.
Dari contoh di atas sudah sangat
jelas bahwa Allah adalah maha besar, maha penguasa, dan maha segalanya. Dengan
maksud bahwa Allah menciptakan segala sesuatu tidak melibatkan makhluq
manapun. Allah menunjukkan bahwa hanya
Allah Swt sendiri yang menciptakan. Tidak ada unsur lain atau makhluk lain
(sekutu) yg membantu penciptaannya.
Maknanya menunjukkan kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat. Tidak ada makhluk apa pun yang dapat menyamai keagungan dan kekuatan penciptaan-Nya yang luar biasa. Yang diperkuat dengan kata yang terdapat dalam ayat 41 tadi. Yang bermakna bahwa Allah telah menurunkan Al-Quran dan Taurat yang ada pada Bani Israil sebagai bukti untuk percaya kepada Allah. Makanya Allah Swt mengatakan dengan aku.
Maknanya menunjukkan kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat. Tidak ada makhluk apa pun yang dapat menyamai keagungan dan kekuatan penciptaan-Nya yang luar biasa. Yang diperkuat dengan kata yang terdapat dalam ayat 41 tadi. Yang bermakna bahwa Allah telah menurunkan Al-Quran dan Taurat yang ada pada Bani Israil sebagai bukti untuk percaya kepada Allah. Makanya Allah Swt mengatakan dengan aku.
Kemudian penggunaan kata Kami oleh
Allah Swt, karena kata kami itu bermaksud bahwa bukan hanya Allah yang bekerja
namun nabi juga turut andil dalam melaksanakan tugas. Sehingga dapat diartikan
bahwa adanya saling kerja sama antara Allah dan Nabi.
Contoh:
Kata “Kami” oleh Allah
Ayat
38 : Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar
datang petunjuk-Ku kepada-Mu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada
rasa takut kepada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Ayat
39: Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di
dalamnya.
Ayat
49: Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (fir’aun dan)
pengikut-pengikut fir’aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat
kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup
anak-anak perempuanmu. dan apa yang demikian itu merupakan cobaan yang besar
dari tuhan-Mu.
Ayat
50: Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan
dan Kami tenggelamkan (Fir’aun dan) pengikut-pengikut fir’aun, sedang kamu
menyaksikan.
Ayat
51: Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian
kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai persembahan) setelah
(kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang yang zalim.
Ayat
52: Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.
Ayat
53: Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa kitab dan furqan, agar
kamu memperoleh petunjuk.
Bukti bahwa Allah dan Nabi ini
saling berkerjasama yaitu seperti Ayat 53
tadi yang mengatakan : Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada
Musa kitab dan furqan, agar kamu memperoleh petunjuk.
Di sini berarti Allah memberikan
kitab tersebut kepada Musa terlebih dahulu baru kemudian Musa menyampaikan
kepada Bani Israil sebagai petunjukknya. Dan kemudian,
Ayat
54 : Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Kamu
benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi
(sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada penciptamu dan bunuhlah
dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi penciptamu. Dia akan menerima tobatmu.
Sungguh, Dia-lah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.
Ayat
55 : Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka halilintar menyambarmu,
sedang kamu menyaksikannya.
Ini bermaksud bahwa Allah
mengingatkan Bani Israil lagi tentang prilakunya terdahulu bagaimana yang tidak
mempercayai akan Allah. Yang ketika Musa menasehati tapi kaumnya tidak percaya.
Nah, di sini terlihat jelas bahwa adanya saling kerja sama antara Allah dan
Nabi, yaitu Nabi membantu Allah dengan memberi tahu kepada kaumnya untuk bertobat
dan menyembah Allah. Makanya Allah mengatakan Kami, karena adanya saling
kerjasama antara Allah dan Nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar