Minggu, 12 Mei 2013

biografi tokoh


BIOGRAFI

Hume lahir di Edinburgh, Skotlandia pada tanggal 26 April 1711 dengan nama aslinya David Home. Namun pada tahun 1734 ia mengubah namanya karena di Inggris kesulitan mengucapkan “ Home” dengan cara skotlandia. Hume merupakan putra pasangan Yusuf chrinside dan Khaterine Falcorner. Tapi ayahnya meninggal pada saat usia Hume masih anak-anak, sehingga dia dibesarkan oleh ibunya. 
Dalam masalah pendidikan Hume mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dengan harta warisan yang ditinggalkan ayahnya. Hume mendaftarkan di Universitas
Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya, kemudian ia memutuskan untuk keluar dari Universitas dan dia memilih untuk pergi ke Perancis dan menjadi seorang filsuf besar.
Pada tahun 1734, setelah beberapa bulan sibuk dengan perdagangan di Bristol, ia pergi ke La fleche di Anjon, Perancis. Disana ia sering wacana dengan jesuit dari College Of La Fleche, saat itu ia telah menghabiskan sebagian besar tabungannya selama empat tahun disana untuk menulis karyanya yang berjudul A Treatise of Human Nature, beliau menyelesaikannya pada usia 26 tahun.
Setelah publikasi karyanya pada tahun 1744, Hume ditetapkan menjadi ketua Pneumatics dan Moral Filsafat dan moral di Universitas Edinburgh.Namun posisi itu diberikan kepada William Cleghorn, setelah menteri Edinburgh mengajukan petisi kepada dewan kota untuk tidak menunjuk Hume karena ia dituduh sebagai ateis. Hume juga dituduh bid’ah, tapi  ia dipertahankan oleh ulama muda teman-temannya yang berpendapat bahwa sebagai ateis, ia berada di luar gereja yuridiksi. Meskipun pembebasan itu Hume gagal untuk mendapatkan jabatan sebagai ketua filsafat di Universitas Glasgow.
Hume mencapai ketenaran sastra besar sebagai seorang sejarawan dengan karyanya The History Of England, menelusuri peristiwa-peristiwa dari invasi Julius Caesar ke revolusi 1688, adalah best seller dalam sehari. Didalamnya, Hume menyerahkan orang politik sebagai makhluk  kebiasaan, dengan disposisi untuk menyerahkan diam-diam kepada pemerintah yang berkuasa kecuali dihadapkan oleh keadaan yang tidak menentu. Dalam pandangannya, hanya agama yang bisa membelokkan orang lain dari kehidupan sehari-hari mereka untuk berfikir tentang hal-hal politik.
Hume wafat diusianya yang ke 65 pada tahun 1776 di kota kelahirannya Edinburgh, Skotlandia. Dan sepanjang hidupnya, Hume tidak pernah menikah.


PEMIKIRAN

Hume merupakan puncak aliran empirisme. baginya dan tokoh lain, pengalaman (empirea) lebih dari pada rasio sebagai sumber pengetahuan, baik pengalaman intern maupun ekstern.  Menurutnya, semua ilmu berhubungan dengan hakekat manusia. Ilmu inilah yang merupakan satu-satunya dasar kokoh bagi ilmu  lain.
Seperti John Lock yang bermadzhab empirisme, ia memiliki perbedaan pendapat. Menurutnya, pemahaman manusia dipengaruhi sejumlah kepastian dasar tertentu mengenai dunia eksternal, mengenai masa depan, mengenai sebab dan bahwa kepastian-kepastian ini merupakan bagian naluri alamiah manusia, yang tidak dihasilkan ataupun bisa dicegah oleh akal budi atau proses pemikiran manusia, dengan naluru alamiah manusia, manusia bisa mencapai kepastian-kepastian yang memungkinkan pengetahuan manusia. 2 
Hume juga menyatakan bahwa semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indra sebagai dasar. Hume tidak menerima substansi, sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada  bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalah hasil pengideraan langsung, sedangkan gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal ada sebuah benda dengan ciri-ciri : putih, licin, ringan, tipis. Atas dasar ciri-ciri tersebut tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yang misalnya disebut kertas, yang memiliki ciri-ciri tadi.
Bahwa didunia ada realitas kertas, diterima oleh Hume. Namun dari kertas itu mengapa muncul gagasan kertas, bukan yang lain? Bagi Hume, “aku” tidak lain hanyalah “ a budle collection of perceptions “ ( kesadaran tertentu )”. Hume juga tidak mengakui bahwa adanya kausalitas atau hukum sebab akibat. Pada umumnya orang berpedapat, bahwa penyimpulan soal-soal yang nyata tampaknya didasarkan atas hubungan sebab akibat. Kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan tidak boleh dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang). Maka Hume menolak kausalitas, sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, namun hanya dalam gagasan kita. Hukum alam adalah hukum alam. Jika kita bicara tentang “ hukum alam“ atau “ sebab – akibat”, sebenarnya kita membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja.
David Hume juga menolak membagi persepsi menjadi dua, persepsi sederhana  (simple) yaitu persepsi yang tidak bisa dibagi. Jadi, untuk mengetahui kebenaran sebuah pengetahuan maka harus diuraikan idea yang kompleks menjadi idea-idea sederhana, dan kemudian menemukan kesan yang merupakan  basis idea tersebut. Oleh karena itu metode Hume tidak bisa digunakan untuk persoalan metafisika seperti Tuhan karena tidak mempunyai basis pengalaman dan tidak bisa mempunyai basis berupa hubungan antara idea yang  dapat didemonstrasikan melalui logika sederhana atau pembuktian matematis.

KARYA
1.    An Equiry Concerning Human Understanding (1748)
2.    Philosophical Essays Concerning Human Understanding.
3.    A Treatise Of Human Nature.
4.    An Enquiry Into The Principles Of moral (1751).



BIOGRAFI
Immanuel Kant (1724-1804) adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dari itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya.
Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi disana ia mempelajari hamper semua mata kuliah yanga ada.
Nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi pada beberapa keluarga kaya. Pada 1775 kant memeperoleh gelar doctor dengan disertasi berjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationumquarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator. Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundisensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapan puluh tahun.
PEMIKIRAN

            Panca indera, akal budi, rasio. Empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda.
Dalam filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedangkan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan.
Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya. Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subyek) yang mengamati obyek, tertuju pada obyek, penelitian obyek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa obyeklah yang harus mengarahkan diri kepada subyek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari obyek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat obyek (subyek). Dengan ini tambah lagi salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.


KARYA
13.    Auflage der Kritik der reinen Vernunft
15.    Über die Form und die Prinzipien der sinnlichen und intelligiblen Welt. (De mundi sensibilis atque intelligibillis forma et principiis.)
21.    Kritik der reinen Vernunft 2., stark erweiterte Auflage

BIOGRAFI

           
Thomas dilahirkan di Rocca Sicca di Italia pada 1225. Di masa sekolahnya, tubuhnya yang berat dan lamban menyebabkan dia mendapat julukan "lembu bebal". Di tahun-tahun kemudian tulisan-tulisannya sangat banyak, sangat luas dalam jangkauan maupun tingkat kepentingannya, sehingga ia memperoleh sebutan Doktor Malaikat (Angelic Doctor). Pengaruhnya telah menjadi sangat luas sehingga pada waktu-waktu kemudian ia disebut sebagai Doktor Umum (Common Doctor) dari Gereja Katolik.
Thomas Aquinas adalah filsuf dan teolog Abad Pertengahan Eropa terbesar. Abad Pertengahan di Eropa adalah zaman keemasan bagi kristianitas. Alam pikir dalam masa ini juga kerap mendapat reaksi keras dari masa-masa sesudahnya, yaitu abad-abad modern. Salah satu usaha yang menjadi minat besar para filsuf abad ini adalah menyelaraskan iman dan rasio. Thomas Aquinas berhasil mempersatukan ajaran-ajaran Augustinus yang sampai saat itu menentukan pemikiran di Eropa, dengan filsafat Aristoteles, dan dengan demikian memberikan impuls-impuls baru bagi kehidupan intelektual di Barat.
Menjelang usia 20 tahun ia bergabung dengan tarekat Santo Dominikus dan menjadi murid Albertus Magnus di Paris. Setelah studinya selesai ia mengajar teologi di Universitas Paris dan di berbagai tempat lain di Italia. Ia meninggal dalam usia 49 tahun pada 1274 di biara Fossanuova dalam perjalanannya ke Muktamar Gereja di Lyon.



PEMKIRAN

Thomas Aquinas menjadikan Aristoteles dasar pemikirannya tetapi dengan tidak menyingkirkan gagasan-gagasan dasar Augustinus. Ia memperlihatkan bahwa atas dasar kerangka pikiran Aristoteles, teologi Augustinus dapat diberi pendasaran yang lebih mantap. Pengaruh Thomas amat besar. Berkat dia, Aristoteles menjadi "sang filsuf" (the philosopher) di Barat sampai abad ke-17. Pendekatan Aristoteles yang bertolak dari realita di dunia memungkinkan perkembangan ilmu-ilmu alam yang selama seribu tahun seakan-akan dilupakan di Barat dan dengan demikian menempatkan Eropa Barat pada jalur kerohanian yang akan menghasilkan budaya modernitas.
Pola pikir filosofis Thomas Aquinas tampak dalam dua hal, yaitu metode skolastik dan analisa falsafatinya. Skolastik menjadi ciri khas sistem pendidikan di universitas-universitas Abad Pertengahan, yaitu para biarawan-rohaniwan mengelola dan membina lembaga-lembaga pendidikan. Pada zaman Aquinas tidak ada sistem atau ajaran filsafat yang baku dan seragam. Pengajar di berbagai sekolah bebas mengekspresikan sudut pandangnya sendiri. Namun masih ada unsur-unsur tertentu yang mempersatukan ciri khas sekolah-sekolah. Unsur-unsur tersebut adalah Lectio (kuliah) dan disputatio (debat dialektis). Pengajar menemui para mahasiswa untuk menentukan dan mempertimbangkan argumentasi “pro” dan “kontra” dan merumuskan ke dalam jawaban yang sistematis atas pertanyaan yang diperdebatkan pada saat disputatio. Suasana disputatio ini melatih sikap kritis yang sehat, dan cara berpikir yang otonom.
Aquinas, filsuf sekaligus teolog, melengkapi pandangan Agustinus yang didasari oleh gagasan Plato dan terutama Neo-Platonisme, untuk memahami secara rasional pelbagai iman Kristiani. Sebagai misal, Agustinus berusaha membuat sintesa antara filsafat Yunani (Platonisme dan Neo-Platonisme) sebagai batu tumpuan pertama untuk menuju pengajaran kristianitas. Sedangkan Aquinas menggunakan filsafat Yunani (Aristoteles) sebagai dasar filsafat untuk meluruskan iman Kristiani.
Hubungan antara filsafat dan teologi tampak paling jelas dalam pandangan Aquinas terhadap filsafat Aristoteles. Menurut Aquinas, sistem filsafat Aristoteles mengandung kebenaran rasional yang sejati. Problemnya terletak pada “bagaimana memahami filsafat tanpa kehilangan hakekat teologi”. Bagi Aquinas, tidak semua kebenaran teologis dengan sendirinya jelas bagi akal budi manusia. Sebagai misal, kebenaran tentang eksistensi Tuhan. Kebenaran ini berasal dari wahyu, namun masih perlu dijelaskan secara filosofis supaya apa yang diimani dapat dipahami secara rasional.
Pandangan Aquinas mengandung dua implikasi. Pertama, Aquinas menganggap penting filsafat Aristoteles karena filsafat Aristoteles digunakan sebagai alat untuk membuat sistematisasi, definisi, dan merumuskan argumen-argumen mengenai ajaran-ajaran iman tertentu secara logis. Kedua, teologi adalah suatu bingkai dasar untuk memahami pemikiran filosofis dari Aquinas. Pemikiran-pemikiran Aquinas terkait erat dengan konteks teologinya. Dengan demikian Aquinas terkenal sebagai filsuf dan teolog yang mampu menyintesakan seluruh pemikiran kristiani dengan bantuan sistem dan konsep filsafat Aristoteles.

KARYA
1.      Summa Theologiae (1265-1273)


BIOGRAFI
Locke dilahirkan tahun 1632 di Wrington, Inggris. Dia memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun 1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada ilmu pengetahuan dan diumur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota "Royal Society." Dia menjadi sahabat kental ahli kimia terkenal Robert Boyle dan kemudian hampir sepanjang hidupnya jadi teman dekat Isaac Newton. Kepada bidang kedokteran pun dia tertarik dan meraih gelar sarjana muda di bidang itu meskipun cuma sekali-sekali saja berpraktek.
Titik balik dalam kehidupan Locke adalah perkenalannya dengan Pangeran Shaftesbury. Dia jadi sekretarisnya dan menjadi dokter keluarga. Shaftesbury seorang jurubicara penting bagi pikiran liberal sehingga walau sebentar pernah dia dipenjara oleh Raja Charles II akibat kegiatan politiknya. Tahun 1682 Shaftesbury lari ke Negeri Belanda dan mati disana tahun berikutnya. Locke, berkat hubungannya yang begitu akrab dengan mendiang, senantiasa diawasi dan dibayang-bayangi, karena itu memaksanya juga lari ke Negeri Belanda tahun 1683. Dia menetap di negeri itu sampai pengganti Raja Charles, Raja James II digulingkan oleh sebuah revolusi yang berhasil. Locke pulang ke kampungnya tahun 1689 dan seterusnya menetap di Inggris. Tak pernah sekali pun kawin, dan mati di tahun 1704.
           




PEMIKIRAN
Pandangan pendidikan John Locke yang terkenal adalah konsep TABULA RASA atau lembaran kosong, yaitu dimana dianggap bahwa orak adalah sebuah penerima pasif yang memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan menyerapnya melalui panca indera berbagai gagasan sederhana dan kemudian digabungkan atau dihubungkan untuk membentuk suatu pemikiran yang berkaitan. Penerapan tabula rasa oleh John Locke ditunjukkan dalam pandangannya mengenai pembedaan yang jelas antara pendidikan dan perolehan (melalui penggabungan) informasi verbal yang semata-mata hanya untuk diingat dan diulangi. Ia menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kekuatan badan dan pikiran individu agar ia sukses dalam hidupnya.
Menurut Locke, sasaran pendidikan itu sendiri adalah membentuk akan sehat dalam tubuh yang sehat dan otak yang sehat dalam pikiran. Tubuh dan pikiran anak kecil membutuhkan bimbingan dan disiplin yang ketat untuk mengajarinya agar dapat menahan kesukaran atau ketidakpuasan dan membentuk gabungan antara kebiasaan berpikir secara benar dan tingkah laku yang baik. Setelah anak tersebut besar dan menunjukkan kemampuannya dalam mengendalikan dorongan alamiah serta keinginannya, ia harus diberi kebebasan lebih besar untuk memutuskan segalanya dengan caranya sendiri.
Locke mengatakan bahwa orang tua dan pembimbing harus menjadi contoh, memperlihatkan sifat-sifat kepribadiannya yang prima, seperti misalnya kebaikan, pendidikan yang baik, dan hal-hal lain yang dihormati serta sering ditiru oleh anak-anak. Locke juga menganjurkan agar tidak mengisi kepala anak-anak dengan “sampah” karena mereka tidak akan memikirkan hal tersebut lagi “selama hidupnya”. Pendidikan harus praktis, berguna, berarti, menyenangkan, anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”, dibiarkan untuk mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, dan memperoleh berbagai kemampuan yang akan berguna baginya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik dibandingkan dengan belajar dari buku-buku, tetapi membaca dan pengajaran bahasa juga tidak boleh diabaikan.
Menurut Locke, terdapat  perbedaan kemampuan diantara anak-anak dalam belajar dan mengembangkan kekuatan jasmani dan rohani, juga dalam hal minat serta pilihan pelajaran dan kegiatan-kegiatan tertentu. Perbedaan individu ini harus diamati dan dihargai. John Locke juga mengkritik berbagai kurikulum-kurikulum sekolah yang selalu berusaha membentuk murid-muridnya untuk menjadi sesuatu untuk karirnya. Dia berpendapat bahwa lebih baik murid-murid itu dibiarkan mencari sendiri apa yang diinginkannya sehingga berbagai pengalaman dapat dia dapatkan sendiri dan dapat dipahami.


KARYA
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis.  Karya-karya Locke yang terpenting adalah
1.       Esai tentang Pemahaman Manusia (Essay Concerning Human Understanding).
2.      Tulisan-Tulisan tentang Toleransi (Letters of Toleration).
3.      Dua Tulisan tentang Pemerintahan  (Two Treatises of Government)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar