BIOGRAFI
Hume lahir di Edinburgh,
Skotlandia pada tanggal 26 April 1711 dengan nama aslinya David Home. Namun
pada tahun 1734 ia mengubah namanya karena di Inggris kesulitan mengucapkan “
Home” dengan cara skotlandia. Hume merupakan putra pasangan Yusuf chrinside dan
Khaterine Falcorner. Tapi ayahnya meninggal pada saat usia Hume masih
anak-anak, sehingga dia dibesarkan oleh ibunya.
Dalam masalah pendidikan Hume
mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dengan harta warisan yang ditinggalkan
ayahnya. Hume mendaftarkan di Universitas
Edinburgh
untuk belajar sastra klasik. Tetapi Hume tidak puas dengan pendidikan yang
diterimanya, kemudian ia memutuskan untuk keluar dari Universitas dan dia
memilih untuk pergi ke Perancis dan menjadi seorang filsuf besar.
Pada tahun 1734, setelah beberapa bulan sibuk dengan
perdagangan di Bristol, ia pergi ke La fleche di Anjon, Perancis. Disana ia
sering wacana dengan jesuit dari College Of La Fleche, saat itu ia telah
menghabiskan sebagian besar tabungannya selama empat tahun disana untuk menulis
karyanya yang berjudul A Treatise of Human Nature, beliau menyelesaikannya pada
usia 26 tahun.
Setelah publikasi karyanya pada tahun 1744, Hume
ditetapkan menjadi ketua Pneumatics dan Moral Filsafat dan moral di Universitas
Edinburgh.Namun posisi itu diberikan kepada William Cleghorn, setelah menteri
Edinburgh mengajukan petisi kepada dewan kota untuk tidak menunjuk Hume karena
ia dituduh sebagai ateis. Hume juga dituduh bid’ah, tapi ia dipertahankan
oleh ulama muda teman-temannya yang berpendapat bahwa sebagai ateis, ia berada
di luar gereja yuridiksi. Meskipun pembebasan itu Hume gagal untuk mendapatkan
jabatan sebagai ketua filsafat di Universitas Glasgow.
Hume mencapai ketenaran sastra
besar sebagai seorang sejarawan dengan karyanya The History Of England,
menelusuri peristiwa-peristiwa dari invasi Julius Caesar ke revolusi 1688,
adalah best seller dalam sehari. Didalamnya, Hume menyerahkan orang politik
sebagai makhluk kebiasaan, dengan disposisi untuk menyerahkan diam-diam
kepada pemerintah yang berkuasa kecuali dihadapkan oleh keadaan yang tidak
menentu. Dalam pandangannya, hanya agama yang bisa membelokkan orang lain dari
kehidupan sehari-hari mereka untuk berfikir tentang hal-hal politik.
Hume wafat diusianya yang ke 65
pada tahun 1776 di kota kelahirannya Edinburgh, Skotlandia. Dan sepanjang
hidupnya, Hume tidak pernah menikah.
PEMIKIRAN
Hume merupakan puncak aliran empirisme. baginya dan
tokoh lain, pengalaman (empirea) lebih dari pada rasio sebagai sumber
pengetahuan, baik pengalaman intern maupun ekstern. Menurutnya, semua
ilmu berhubungan dengan hakekat manusia. Ilmu inilah yang merupakan
satu-satunya dasar kokoh bagi ilmu lain.
Seperti John Lock yang bermadzhab empirisme, ia
memiliki perbedaan pendapat. Menurutnya, pemahaman manusia dipengaruhi sejumlah
kepastian dasar tertentu mengenai dunia eksternal, mengenai masa depan,
mengenai sebab dan bahwa kepastian-kepastian ini merupakan bagian naluri
alamiah manusia, yang tidak dihasilkan ataupun bisa dicegah oleh akal budi atau
proses pemikiran manusia, dengan naluru alamiah manusia, manusia bisa mencapai
kepastian-kepastian yang memungkinkan pengetahuan manusia. 2
Hume juga menyatakan bahwa semua pengetahuan dimulai
dari pengalaman indra sebagai dasar. Hume tidak menerima substansi, sebab yang
dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada
bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalah hasil pengideraan
langsung, sedangkan gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal
ada sebuah benda dengan ciri-ciri : putih, licin, ringan, tipis. Atas dasar
ciri-ciri tersebut tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yang
misalnya disebut kertas, yang memiliki ciri-ciri tadi.
Bahwa didunia ada realitas kertas, diterima oleh
Hume. Namun dari kertas itu mengapa muncul gagasan kertas, bukan yang lain?
Bagi Hume, “aku” tidak lain hanyalah “ a budle collection of perceptions “ (
kesadaran tertentu )”.
Hume juga tidak mengakui bahwa adanya
kausalitas atau hukum sebab akibat. Pada umumnya orang berpedapat, bahwa
penyimpulan soal-soal yang nyata tampaknya didasarkan atas hubungan sebab
akibat. Kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan tidak boleh
dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang). Maka Hume menolak kausalitas,
sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu
sendiri, namun hanya dalam gagasan kita. Hukum alam adalah hukum alam. Jika
kita bicara tentang “ hukum alam“ atau “ sebab – akibat”, sebenarnya kita
membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang
lebih didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja.
David Hume juga menolak membagi persepsi menjadi
dua, persepsi sederhana (simple) yaitu persepsi yang tidak bisa dibagi.
Jadi, untuk mengetahui kebenaran sebuah pengetahuan maka harus diuraikan idea
yang kompleks menjadi idea-idea sederhana, dan kemudian menemukan kesan yang
merupakan basis idea tersebut. Oleh karena itu metode Hume
tidak bisa digunakan untuk persoalan metafisika seperti Tuhan karena tidak
mempunyai basis pengalaman dan tidak bisa mempunyai basis berupa hubungan
antara idea yang dapat didemonstrasikan melalui logika sederhana atau
pembuktian matematis.
KARYA
1. An Equiry Concerning Human Understanding
(1748)
2. Philosophical Essays Concerning Human
Understanding.
3. A Treatise Of Human Nature.
4. An Enquiry Into The Principles Of moral
(1751).
BIOGRAFI
Immanuel Kant (1724-1804) adalah seorang filsuf besar
Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual.
Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan
dari estetika hingga teologi. Lebih dari itu, dalam wacana etika ia juga
mengembangkan model filsafat moral
baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya.
Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia
Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi
Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di
usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas.
Karena bantuan sanak saudaranyalah
ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi
disana ia mempelajari hamper semua mata kuliah yanga ada.
Nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi pada
beberapa keluarga kaya. Pada 1775 kant memeperoleh gelar doctor dengan
disertasi berjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api”
(Meditationumquarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia
mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya
metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat,
teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone
magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator. Pada Maret 1770,
ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai
Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundisensibilis atgue
intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapan puluh tahun.
PEMIKIRAN
Panca indera, akal budi, rasio. Empirisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis, namun Kant memberi definisi berbeda.
Dalam filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedangkan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa berlawanan.
Filsafat
Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya.
Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang filsafat.
Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang (subyek) yang
mengamati obyek, tertuju pada obyek, penelitian obyek dan sebagainya. Kant
memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan kebalikan dari filsafat
sebelumnya yaitu bahwa obyeklah yang harus mengarahkan diri kepada subyek. Kant
dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah pengetahuan ia
tidak memulai pengetahuan dari obyek yang ada tetapi dari yang lebih dekat
terlebih dahulu yaitu si pengamat obyek (subyek). Dengan ini tambah lagi salah
satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap mapan dan
merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh, logis, dan berpengaruh.
KARYA
15. Über
die Form und die Prinzipien der sinnlichen und intelligiblen Welt. (De mundi sensibilis atque
intelligibillis forma et principiis.)
|
BIOGRAFI
Thomas dilahirkan di Rocca Sicca di
Italia pada 1225. Di masa sekolahnya, tubuhnya yang berat dan lamban
menyebabkan dia mendapat julukan "lembu bebal". Di tahun-tahun
kemudian tulisan-tulisannya sangat banyak, sangat luas dalam jangkauan maupun
tingkat kepentingannya, sehingga ia memperoleh sebutan Doktor Malaikat (Angelic
Doctor). Pengaruhnya telah menjadi sangat luas sehingga pada waktu-waktu
kemudian ia disebut sebagai Doktor Umum (Common Doctor) dari Gereja Katolik.
Thomas Aquinas adalah filsuf dan teolog
Abad Pertengahan Eropa terbesar. Abad Pertengahan di Eropa adalah zaman
keemasan bagi kristianitas. Alam pikir dalam masa ini juga kerap mendapat
reaksi keras dari masa-masa sesudahnya, yaitu abad-abad modern. Salah satu
usaha yang menjadi minat besar para filsuf abad ini adalah menyelaraskan iman
dan rasio. Thomas Aquinas berhasil mempersatukan ajaran-ajaran Augustinus yang
sampai saat itu menentukan pemikiran di Eropa, dengan filsafat Aristoteles, dan
dengan demikian memberikan impuls-impuls baru bagi kehidupan intelektual di
Barat.
Menjelang usia 20 tahun ia
bergabung dengan tarekat Santo Dominikus dan menjadi murid Albertus Magnus di
Paris. Setelah studinya selesai ia mengajar teologi di Universitas Paris dan di
berbagai tempat lain di Italia. Ia meninggal dalam usia 49 tahun pada 1274 di
biara Fossanuova dalam perjalanannya ke Muktamar Gereja di Lyon.
PEMKIRAN
Thomas Aquinas menjadikan
Aristoteles dasar pemikirannya tetapi dengan tidak menyingkirkan
gagasan-gagasan dasar Augustinus. Ia memperlihatkan bahwa atas dasar kerangka
pikiran Aristoteles, teologi Augustinus dapat diberi pendasaran yang lebih
mantap. Pengaruh Thomas amat besar. Berkat dia, Aristoteles menjadi "sang
filsuf" (the philosopher) di Barat sampai abad ke-17. Pendekatan
Aristoteles yang bertolak dari realita di dunia memungkinkan perkembangan
ilmu-ilmu alam yang selama seribu tahun seakan-akan dilupakan di Barat dan
dengan demikian menempatkan Eropa Barat pada jalur kerohanian yang akan
menghasilkan budaya modernitas.
Pola pikir filosofis Thomas Aquinas
tampak dalam dua hal, yaitu metode skolastik dan analisa falsafatinya.
Skolastik menjadi ciri khas sistem pendidikan di universitas-universitas Abad
Pertengahan, yaitu para biarawan-rohaniwan mengelola dan membina
lembaga-lembaga pendidikan. Pada zaman Aquinas tidak ada sistem atau ajaran
filsafat yang baku dan seragam. Pengajar di berbagai sekolah bebas
mengekspresikan sudut pandangnya sendiri. Namun masih ada unsur-unsur tertentu
yang mempersatukan ciri khas sekolah-sekolah. Unsur-unsur tersebut adalah
Lectio (kuliah) dan disputatio (debat dialektis). Pengajar menemui para
mahasiswa untuk menentukan dan mempertimbangkan argumentasi “pro” dan “kontra”
dan merumuskan ke dalam jawaban yang sistematis atas pertanyaan yang
diperdebatkan pada saat disputatio. Suasana disputatio ini melatih sikap kritis
yang sehat, dan cara berpikir yang otonom.
Aquinas, filsuf sekaligus teolog, melengkapi pandangan
Agustinus yang didasari oleh gagasan Plato dan terutama Neo-Platonisme, untuk
memahami secara rasional pelbagai iman Kristiani. Sebagai misal, Agustinus
berusaha membuat sintesa antara filsafat Yunani (Platonisme dan Neo-Platonisme)
sebagai batu tumpuan pertama untuk menuju pengajaran kristianitas. Sedangkan
Aquinas menggunakan filsafat Yunani (Aristoteles) sebagai dasar filsafat untuk
meluruskan iman Kristiani.
Hubungan antara filsafat dan teologi tampak paling jelas
dalam pandangan Aquinas terhadap filsafat Aristoteles. Menurut Aquinas, sistem
filsafat Aristoteles mengandung kebenaran rasional yang sejati. Problemnya
terletak pada “bagaimana memahami filsafat tanpa kehilangan hakekat teologi”.
Bagi Aquinas, tidak semua kebenaran teologis dengan sendirinya jelas bagi akal
budi manusia. Sebagai misal, kebenaran tentang eksistensi Tuhan. Kebenaran ini
berasal dari wahyu, namun masih perlu dijelaskan secara filosofis supaya apa
yang diimani dapat dipahami secara rasional.
Pandangan Aquinas mengandung dua implikasi. Pertama,
Aquinas menganggap penting filsafat Aristoteles karena filsafat Aristoteles
digunakan sebagai alat untuk membuat sistematisasi, definisi, dan merumuskan
argumen-argumen mengenai ajaran-ajaran iman tertentu secara logis. Kedua,
teologi adalah suatu bingkai dasar untuk memahami pemikiran filosofis dari
Aquinas. Pemikiran-pemikiran Aquinas terkait erat dengan konteks teologinya.
Dengan demikian Aquinas terkenal sebagai filsuf dan teolog yang mampu menyintesakan
seluruh pemikiran kristiani dengan bantuan sistem dan konsep filsafat
Aristoteles.
KARYA
1. Summa Theologiae (1265-1273)
BIOGRAFI
Locke dilahirkan tahun 1632 di Wrington, Inggris. Dia
memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun
1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada
ilmu pengetahuan dan diumur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota
"Royal Society." Dia menjadi sahabat kental ahli kimia terkenal
Robert Boyle dan kemudian hampir sepanjang hidupnya jadi teman dekat Isaac
Newton. Kepada bidang kedokteran pun dia tertarik dan meraih gelar sarjana muda
di bidang itu meskipun cuma sekali-sekali saja berpraktek.
Titik balik dalam kehidupan Locke adalah perkenalannya dengan
Pangeran Shaftesbury. Dia jadi sekretarisnya dan menjadi dokter keluarga.
Shaftesbury seorang jurubicara penting bagi pikiran liberal sehingga walau
sebentar pernah dia dipenjara oleh Raja Charles II akibat kegiatan politiknya.
Tahun 1682 Shaftesbury lari ke Negeri Belanda dan mati disana tahun berikutnya.
Locke, berkat hubungannya yang begitu akrab dengan mendiang, senantiasa diawasi
dan dibayang-bayangi, karena itu memaksanya juga lari ke Negeri Belanda tahun
1683. Dia menetap di negeri itu sampai pengganti Raja Charles, Raja James II
digulingkan oleh sebuah revolusi yang berhasil. Locke pulang ke kampungnya
tahun 1689 dan seterusnya menetap di Inggris. Tak pernah sekali pun kawin, dan
mati di tahun 1704.
PEMIKIRAN
Pandangan pendidikan John Locke yang terkenal adalah konsep
TABULA RASA atau lembaran kosong, yaitu dimana dianggap bahwa orak adalah
sebuah penerima pasif yang memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan
menyerapnya melalui panca indera berbagai gagasan sederhana dan kemudian digabungkan
atau dihubungkan untuk membentuk suatu pemikiran yang berkaitan. Penerapan
tabula rasa oleh John Locke ditunjukkan dalam pandangannya mengenai pembedaan
yang jelas antara pendidikan dan perolehan (melalui penggabungan) informasi
verbal yang semata-mata hanya untuk diingat dan diulangi. Ia menekankan bahwa
tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kekuatan badan dan pikiran
individu agar ia sukses dalam hidupnya.
Menurut Locke, sasaran pendidikan itu sendiri adalah
membentuk akan sehat dalam tubuh yang sehat dan otak yang sehat dalam pikiran.
Tubuh dan pikiran anak kecil membutuhkan bimbingan dan disiplin yang ketat
untuk mengajarinya agar dapat menahan kesukaran atau ketidakpuasan dan
membentuk gabungan antara kebiasaan berpikir secara benar dan tingkah laku yang
baik. Setelah anak tersebut besar dan menunjukkan kemampuannya dalam
mengendalikan dorongan alamiah serta keinginannya, ia harus diberi kebebasan
lebih besar untuk memutuskan segalanya dengan caranya sendiri.
Locke mengatakan bahwa orang tua dan pembimbing harus
menjadi contoh, memperlihatkan sifat-sifat kepribadiannya yang prima, seperti
misalnya kebaikan, pendidikan yang baik, dan hal-hal lain yang dihormati serta
sering ditiru oleh anak-anak. Locke juga menganjurkan agar tidak mengisi kepala
anak-anak dengan “sampah” karena mereka tidak akan memikirkan hal tersebut lagi
“selama hidupnya”. Pendidikan harus praktis, berguna, berarti, menyenangkan,
anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”, dibiarkan untuk
mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, dan memperoleh berbagai
kemampuan yang akan berguna baginya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik
dibandingkan dengan belajar dari buku-buku, tetapi membaca dan pengajaran
bahasa juga tidak boleh diabaikan.
Menurut Locke, terdapat perbedaan kemampuan diantara
anak-anak dalam belajar dan mengembangkan kekuatan jasmani dan rohani, juga
dalam hal minat serta pilihan pelajaran dan kegiatan-kegiatan tertentu.
Perbedaan individu ini harus diamati dan dihargai. John Locke juga mengkritik
berbagai kurikulum-kurikulum sekolah yang selalu berusaha membentuk
murid-muridnya untuk menjadi sesuatu untuk karirnya. Dia berpendapat bahwa
lebih baik murid-murid itu dibiarkan mencari sendiri apa yang diinginkannya
sehingga berbagai pengalaman dapat dia dapatkan sendiri dan dapat dipahami.
KARYA
Tulisan-tulisan Locke
tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis. Karya-karya Locke
yang terpenting adalah
1.
Esai tentang Pemahaman Manusia (Essay
Concerning Human Understanding).
2.
Tulisan-Tulisan tentang Toleransi (Letters
of Toleration).
3.
Dua Tulisan tentang Pemerintahan (Two Treatises of Government)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar