SECERCA
RONA BAHAGIA SI PUTRI MALANG
Kebahagiaan
terbesar dalam hidup ini ialah kasih sayang yang didapat dari kedua orang tua
yang telah melahirkan kita kedunia ini. Namun, berbeda dengan kehidupan aya, ia
tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua yang utuh seperti yang
dirasakan oleh kebanyakan orang. Itu semua karena Aya merupakan anak semata
wayang. Nasib Aya memang tidak seberuntung seperti kebanyakan orang. Aya tidak
bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Itu semua karena mereka
sudah pergi untuk selama-lamanya. Ayahnya meninggal sejak ia berumur 3 bulan
sedangkan ibunya meninggal sejak ia berumur 7 tahun. Aya belum terlalu mengerti
dengan apa yang menimpanya. Namun, pada saat itu yang pasti ia merasakan sangat
sedih karena ia tidak bisa lagi melihat ibunya.
Sosok
ibu di matanya bagaikan malaikat karena ia selalu dimanja dan disayangi
walaupun ia tidak bisa merasakan kasih sayang yang didapat dari ayahnya. Namun,
kasih sayang tulus yang diberikan oleh ibunya sudah cukup membuatnya sangat
bahagia walaupun kehidupnya juga pas-pasan. Hidup Aya memang tidak seberuntung
teman-temannya, karena Aya hanya hidup berdua dengan ibunya tanpa sosok seorang
ayah yang mendampingi dan menemaninya bermain. Tapi, semua itu tidak menjadi
masalah bagi Aya.
Aya
sudah terbiasa dengan keadaan itu, walaupun ia terkadang merasa sedih melihat
teman-temannya bermain dengan kedua orang tua yang utuh. Aya sadar kalau
ayahnya sudah pergi untuk selamanya, karena ia yakin bahwa Allah sangat
menyayangi ayahnya. Beberapa tahun kemudian ibunya juga meninggal ketika Aya menginjak
bangku sekolah kelas II SD. Namun pada saat itu Aya sudah sedikit mengerti
dengan keadaan yang menimpannya. Ketika itu kesedihan Aya semakin bertambah
karena ia harus kehilangan orang yang sangat ia sayangi. Ia sempat berfikiran
bahwa Allah sangat jahat karena semua orang yang ia sayangi diambil-Nya. Namun
dengan seiring berjalannya waktu ia bisa menerima kenyataan itu.
Sejak
ibunya meninggal ia tinggal dengan saudaranya. Beberapa tahun kemudian,
tepatnya ketika itu Aya menginjak kelas IV SD. Ia diangkat oleh sebuah keluarga
yang sangat baik dan kebetulan mereka baru saja kehilangan anak perempuan
satu-satunya yang sangat mereka sayangi, dan secara tidak sengaja keluarga itu
bertemu dengan Aya. Aya sangat senang mempunyai kedua orang tua yang sangat
menyayanginya. Nah, mulai dari sinilah kehidupan Aya sudah menjadi seperti
kebanyakan orang. Tinggal dengan orang tua yang utuh dan juga sangat
menyayanginya.
Kehidupan
aya sudah lengkap, ia mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya. Keluarga
yang seolah-olah keluarga kandungnya sendiri. Dengan beriringnya waktu tidak
terasa kini Aya sudah tumbuh dewasa. Setelah tamat SMA, ia pun melanjutkan ke
perguruan tinggi di salah satu Universitas Pekanbaru, tepatnya di Universitas
Islam Riau.
Allah
sungguh adil, Allah maha bijaksana, maha pengasih lagi maha penyayang. Kini Aya
baru menyadari bahwa dibalik semua penderitaan dan kesedihan yang ia rasakan
selama ini, ternyata Allah sudah menyiapkan suatu kebahagian yang teramat besar
untuknya.
kirain jurusan kedokteran.
BalasHapus